welcome to MEMET BLOG :)

KERJA SAMPINGAN?? DO OR DON'T??

Rabu, 08 Desember 2010


Memiliki kerja sampingan? Boleh-boleh saja, asal tahu rambu-rambu dari perusahaan. Jangan sampai karena punya side job, pekerjaan utama Anda jadi terlantar.

Rasanya sudah biasa kalau karyawan banyak yang melirik kerja sampingan. Tingginya biaya hidup memaksa mereka memutar otak mencari penghasilan tambahan. Menghemat saja tidak cukup. Hanya mengandalkan gaji? Mungkin kebutuhan harian bisa tertutup. Tetapi, ada kebutuhan finansial lain yang juga harus dipikirkan. Semisal tabungan untuk pendidikan anak, investasi, kredit rumah, termasuk simpanan jika membutuhkan dana segar sewaktu-waktu. Ini semua jarang terpenuhi seratus persen dari gaji.
Namun, tak semua perusahaan mengijinkan karyawannya memiliki side job. Alasannya jelas, supaya konsentrasi bekerja tidak terganggu. Karena itu, sebelum Anda memutuskan mengambil side job, ada baiknya menyimak beberapa rambu berikut.



1. Kebijakan perusahaan
Coba cari informasi mengenai kebijakan perusahaan di tempat Anda bekerja. Bisa bertanya pada personalia, atau kalau sungkan – koreklah informasi dari rekan kerja yang senior. Siapa tahu, masih ada celah yang bisa Anda tembus. Ada perusahaan tertentu yang melarang sama sekali karyawannya berjualan di lingkungan kantor. Nah, kalau sedari awal Anda tahu, sebaiknya tidak dilanggar. Carilah alternatif side job yang lain. Yang pasti, perusahaan manapun tidak akan membiarkan karyawannya punya side job di bidang yang sama persis dengan pekerjaan utamanya.

2. Tetapkan tujuan
Ada banyak tujuan orang melakukan side job. Yang terbanyak adalah demi tujuan finansial. Tetapi ada juga yang sekedar memanfaatkan waktu luang, mengembangkan hobi atau mencari relasi. Nah, sebelum Anda memutuskan melakuan side job, pastikan dulu tujuan yang akan Anda raih. Dengan demikian, side job ini tidak akan mengganggu konsentrasi Anda pada pekerjaan utama.

3. Pilihlah pekerjaan yang tepat
Begitu Anda sudah menetapkan tujuan, maka side job yang sesuai sudah tergambar di depan mata. Ini agar kita bisa memilih side job yang tepat dan sesuai tujuan. Misal jika Anda ingin mencari relasi, mungkin karier di MLM bisa Anda jalani. Atau bila memang mencari penghasilan yang besar, maka tawaran sebagai pemain band di cafe tentunya tidak Anda tolak. Yang penting diingat, pemilihan side job ini tidak kontraproduktif dengan pekerjaan utama. Lebih baik bila bisa saling mendukung. Misalnya pekerjaan utama sebagai editor, dan memilih side job sebagai ghostwriter.

4. Prioritas kerja
Jangan lupa, side job adalah kegiatan di luar pekerjaan utama. Jangan sampai karena asyik mengerjakan side job – karena kebetulan pas banget dengan hobi – maka pekerjaan utama jadi tertinggal. Apalagi bila suatu saat ada benturan waktu dengan jam kerja resmi Anda. Misalnya, sebagai reporter freelance, Anda ditugaskan meliput suatu event selama beberapa hari, di luar kota lagi! Hal-hal seperti inilah yang menghasruskan kita membuat prioritas kerja. Mana kegiatan yang harus didahulukan, sehingga keduanya dapat berjalan dengan baik. Pandai-pandailah membagi waktu dalam pengerjaan tugas.

5. Evaluasi kerja
Katakanlah Anda sudah memilih side job, bahkan sudah menjalaninya. Evaluasilah, bagaimana peta pekerjaan Anda sekarang. Apakah tujuan Anda memang tercapai atau tidak. Jangan-jangan, adanya side job ini membuat hidup Anda 'berantakan'. Tidak punya waktu lagi untuk beristrirahat atau bersosialisasi. Yang lebih buruk lagi, ternyata side job ini tidak memberi kontribusi positif seperti yang diharapkan. Sudan menyita waktu, tenaga, biaya, tetapi untungnya tidak sepadan. Kurang istrirahat dan kecapekan justru membuat Anda sakit dan tidak bisa melakukan pekerjaan utama Anda. Jadi rugi, kan?

Mungkin 5 langkah di atas bisa menjadi pertimbangan Anda, sebelum memutuskan menjalani side job. Bila Anda sudah melakukannya, kiat di atas bisa dijadikan bahan refleksi, supaya Anda tetap profesional di bidang yang Anda geluti.

sumber: Dessy Danarti
semoga membantu agan-agan yang lagi bingung ya.,
:) 

0 komentar:

Posting Komentar